ber.jeda —

Fina Lanahdiana
1 min readFeb 17, 2022

--

ber.jeda

rutinitas yang itu-itu juga senantiasa ingin lekas bergegas menjadi esok dan esok dan esok lagi. warna bertabrakan, suara saling silang, segala yang tak benar-benar utuh menjadi keramahan, alih-alih kebenaran; berubah kemarahan.

ada ruang yang sesekali butuh dikunjungi sebagai museum yang tak dikenal siapa-siapa, kecuali kau. mungkin tempat itu sedikit kacau karena kau sering sengaja membantingnya, atau meletuskan balon-balon setelah kau tiup dengan susah payah sambil menyanyikan lagu 'balonku ada lima' dengan riang gembira.

tak apa, tak ada siapa-siapa, katamu.

suatu kali kau berkunjung dan tempat itu terlalu usang untuk kau tinggali. setiap yang rusak akan menjadi tak berguna--tapi masih mungkin untuk diperbaiki--katamu lagi.

kau putuskan untuk membersihkan benda-benda pecah yang dulu mudah kau lempar dan tak sengaja menyakiti diri sendiri, yang setiap belahannya kau olah menjadi pecahan lain yang lebih renik dan memasangnya dalam figura beraneka jenis ukuran; hiasan dinding yang kelak bisa berlama-lama kau pandang.

— 2022

--

--