Mengenal Diri Sendiri dengan Journaling

Fina Lanahdiana
3 min readJan 18, 2021

--

Pexels — Alina Vilchenko

“Mencintai diri sendiri jauh lebih sukar daripada ingin mengetahui pribadi orang lain, sebab itu kenalilah dirimu sebelum mengenali pribadi orang lain.”

— (Buya Hamka)

Sudah sangat sering rasanya kita mendengar adagium semacam “Jadilah dirimu sendiri!” di dalam kehidupan sehari-hari, tidak lain karena menjadi diri kita apa adanya adalah sesuatu yang sungguh sangat penting, karena itu artinya kita bisa mencintai diri kita sendiri; menerima segala kelebihan maupun kekurangannya.

Menerima kelemahan tentu saja bukan berarti bahwa kita tidak ingin berusaha lebih keras untuk menjadi lebih baik, tetapi dengan menerima kelemahan artinya kita menyadari bahwa kita tetaplah manusia yang terbatas dengan segela kelemahan-kelemahannya. Karena tidak jarang, seseorang yang tidak bisa menerima kelemahannya, akan berdampak pada bagaimana cara seseorang itu merespon peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk lebih mengenal diri sendiri adalah journaling. Apa itu journaling?

Sebelumnya barangkali kita sudah sangat lazim mengenal aktivitas menulis buku harian (diary), atau bahkan tidak sedikit yang memang melakukannya secara rutin, setiap hari. Journaling tidak jauh berbeda dengan menulis buku harian, yaitu mencatat hal-hal menyenangkan, menyedihkan, marah, dan perasaan-perasaan lain yang sangat mungkin tidak disadari oleh kita.

Tidak menyadari perasaan ini, terutama perasaan-perasaan yang sifatnya negatif bisa berdampak kurang baik, karena seringkali akan menetap di pikiran bawah sadar dan kelak akan membentuk pola-pola perilaku tertentu yang terbentuk oleh trauma. Kok bisa? Karena dengan journaling, kita bisa memperoleh hal-hal berikut ini:

1. Meningkatkan Daya Ingat

Menulis hal-hal yang dialami sehari-hari bisa meningkatkan daya ingat, karena dengan menulis artinya kita menggunakan pikiran kita untuk mengingat peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi dengan kita. Tidak hanya peristiwa yang benar-benar kita alami, kita juga bisa menuliskan mimpi-mimpi dengan tujuan yang sama.

2. Meningkatkan Kreativitas

Dengan menggali ingatan dan menuliskannya, bisa meningkatkan kreativitas karena saat kita menulis, kita menggali dan memperoleh informasi yang beragam.

3. Sebagai Alat Penelusuran Jejak Peristiwa

Saat kita ingin menggali informasi tentang diri sendiri, kita butuh untuk melacak pola-pola peristiwa yang terjadi, maka journaling bisa kita gunakan untuk melacak informasi tersebut karena biasanya kita mencantumkan tanggal kejadian peristiwa tersebut.

4. Sebagai Alat Self-Healing

Self healing? Kok bisa? Yups. Tentu saja bisa. Hal ini memiliki cara kerja yang sama ketika kita menceritakan masalah kita kepada orang lain. Bukankah setelahnya kita menjadi lega? Selain itu, kita juga akan mengetahui sebab-sebab munculnya emosi dalam diri kita; mengapa marah, sedih, malu, bahagia, dan perasaan lainnya sebagai bahan identifikasi masalah, sehingga kita bisa menemukan solusi untuk memecahkannya.

5. Meningkatkan Kemampuan Critical Thinking

Kemampuan berpikir kritis bita kita peroleh dengan menulis jurnal, karena saat menulis, kita mencurahkan pendapat pribadi atau tanggapan atas peristiwa yang terjadi.

6. Membantu untuk Mencapai Tujuan

Kita bisa menuliskan hal-hal yang ingin kita capai di dalam jurnal. Lantas merumuskannya, bagaimana langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

7. Meningkatkan Kesehatan Fisik

Percaya tidak jika hampir 90% sakit fisik yang terjadi pada tubuh kita berasal dari bagaimana cara kita berpikir? Karena ketika kita terlalu banyak berpikir (overthinking), kita bisa saja mengalami kecemasan, stres, yang akan berdampak pada daya tahan tubuh fisik kita.

Meskipun di awal sudah disebutkan bahwa journaling tidak jauh dari aktivitas menulis diary, kenyataannya keduanya berbeda. Saat melakukan journaling, kita lebih berfokus pada masalah-masalah yang ingin digali dari dalam diri. Bisa berupa pertanyaan atau sebatas ungkapan perasaan saja. Misalnya, kenapa sih kita kok cepat marah ketika seseorang menyinggung tentang sesuatu. Bisa jadi keinginan marah itu justru berasal dari perasaan lain seperti malu atau sakit hati yang sudah pernah kita alami di masa lalu.

Dengan demikian, sudah jelas bahwa merutinkan journaling akan sangat bermanfaat untuk kita bisa lebih masuk ke dalam diri sendiri yang otomatis juga akan meningkatkan self-awareness atau kesadaran diri serta menggali potensi yang sangat mungkin belum kita ketahui karena sebelumnya tertutup oleh emosi-emosi yang negatif.

Jika kita tidak bisa mengendalikan apa-apa yang berasal dari luar diri kita, setidaknya kita harus bisa mengendalikan setiap yang berada di dalam diri kita.

Kendal, 18.01.2020

--

--